Padahal kelas Pak Dudi mulai jam 08.00.
“Sial… telat lagi,” gumamnya sambil menggosok mata.
Dengan setengah sadar, Aldi memasukkan buku ke dalam tas, mengambil jaket, dan langsung menyambar helm. Sarapan? Lewat. Mandi? Skip. Bahkan kaos kaki pun beda warna.
Semua ini gara-gara dini hari tadi. Bukannya tidur nyenyak, Aldi justru menemani ibunya ke pasar tradisional untuk belanja keperluan catering. Ayahnya sedang kurang sehat, jadi Aldi yang harus jadi ‘sopir dadakan’. Mereka keliling mencari bahan terbaik untuk pesanan prasmanan hari Minggu besok.
Meski ngantuknya masih menguasai dunia, Aldi tetap berangkat ke kampus naik motornya, ngebut seperti tokoh utama sinetron kejar-kejaran waktu.
Sesampainya di kampus, keringat sudah membasahi punggung. Dia mengintip ke dalam kelas—ternyata kuliah sudah mulai. Dengan langkah pelan, Aldi menyelinap masuk dan duduk di pojokan, berharap keberadaannya tidak disadari.
Sayangnya, harapan tinggal harapan.
“Mas Aldi…” suara Pak Dudi menggelegar. “Datang telat lagi ya?”
Seluruh mata menoleh. Aldi hanya bisa tersenyum kecut.
“Maaf Pak, tadi saya antar ibu ke pasar. Belanja bahan catering. Ayah lagi sakit, jadi saya bantu,” jawabnya jujur.
Pak Dudi justru terdiam. “Catering?” tanyanya sambil mendekat. “Ibu kamu usaha catering, Di?”
“Iya, Pak. Jasa Catering Tangerang. Ibu yang handle langsung.”
Mendengar itu, ekspresi Pak Dudi berubah cerah. “Wah, kebetulan banget! Minggu depan saya mau adain seminar. Butuh catering buat 100 orang. Bisa dibantu?”
Aldi yang masih ngantuk langsung duduk tegak. “Bisa banget, Pak. Saya telepon ibu sekarang.”
Setelah menghubungi ibunya dan mendapat konfirmasi, Aldi mengangguk mantap. “Siap, Pak. Kami bisa bantu. Ibu saya senang banget kalau ada order dari kampus.”
Pak Dudi tersenyum puas. “Luar biasa. Ternyata di balik keterlambatan kamu, ada rezeki buat ibu kamu juga ya.”
Setelah kelas selesai, Aldi menghampiri Pak Dudi dan menyelipkan sebuah kartu nama bertuliskan:
Jasa Catering Tangerang
☎️ 0812-9824-6900
📞 0812-9824-6900 – Jasa Catering Tangerang